Saya tidak merayakan lebaran, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa agenda tiap tahun ini mampu memberi pengaruh kepada setiap orang di negeri ini, termasuk saya. Maka saya memutuskan untuk menulis, beberapa efek lebaran dari h-5 sampai h+5. Oh ya…Selamat Hari raya Idul Fitri bagi yang merayakan nya !

  1. Harus mengatur pengeluaran. Bukan THR ke pegawai saya yg dimaksud, tetapi kapan saya bisa ‘keluar’ rumah dan kapan saya harus ‘dirumah’. Berhubung semua pembantu pada pulang, jadi saya dan keluarga tidak bisa semena mena meninggalkan rumah begitu saja bila ada keperluan. Rumah saya pernah kemasukan maling, yg diambil tangga lipat andalan saya lagi…jadi saya dan keluarga harus menjadi tahanan kota.
  2. Mendadak jadi kangen sama pegawai dan pembantu. Mohon jangan disalah artikan, bagi saya istri saya adalah orang yang paling berhak menerima rindu saya, tapi ditengah pekerjaan rumah yang menumpuk seperti mencuci, ngepel dan men strika baju, saya rasa kerinduan saya akan pembantu dan pegawai saya sangat beralasan. Saya bukan nya manja, saya hanya malas. itu aja kok. ha ha ha
  3. Makin mengenali sudut sudut rumah sendiri. Mohon maaf , naluri saya sebagi Boss besar dirumah membuat saya tidak hapal dimana lokasi sapu, kain pel, deterjen, obat lantai buat lantai marmer dan lantai kayu (yang ternyata berbeda ! ) dan lain lain berada. Pegawai saya di rumah, Ujang, adalah ahli dalam menyembunyikan itu semua di sudut sudut rumah. Saya rasa dia sekolahnya khusus mata kuliah ‘Menyembunyikan Peralatan Rumah Tangga Dengan Sempurna Sehingga Boss Kamu Tidak Bisa Menemukan nya’
  4. Banyak timbul ide kreatif. Eeeeitts nanti dulu, jangan dikira saya punya banyak waktu di kurun waktu libur lebaran ini. Otak saya mulai banyak berpikir kreatif, ketika saya mulai menyetrika baju ! yak, anda tidak salah baca. Ketika menyetrika, saya mencoba melakukannya dengan sukacita tra la la tri li li, sembari otak saya menerawang kemana mana, dan ketika otak saya sudah mulai setengah melamun, timbulah ide ide kreatif, yang saya justru susah dapatkan ketika sedang dengan sengaja mencari ide di studio. Bingung? begini skemanya : Setrika -> melamun ->sadar ->melamun ->muncul ide -> sadar lagi -> setrika lagi. (mulai lagi dari siklus awal ). Puji Tuhan ,Sophie istri saya belum ada protes tentang baju bolong. Tapi dia tidak tau , jari telunjuk saya nyaris menjadi Steak Jari tertimpa strikaan. Anyway…men-strika baju mambuat saya menjadi lebih kreatip. (ide menulis artikel ini didapatkan ketika sedang menyetrika)
  5. Menemukan Surga. Well harus diakui, demi mendidik mereka supaya kelak mandiri dan bisa diandalkan, saya dan Sophie mengajari mereka untuk tidur sendiri di kamar mereka sendiri setiap malam, kecuali hari sabtu dan minggu, mereka dapat free pass untuk tidur di kamar kami (buat mereka itu surga sekali, percayalah). Ternyata peraturan ini tidak berlaku di libur lebaran. Demi alasan kebersihan dan penghematan listrik, kami memutuskan untuk terus tidur satu kamar selama libur lebaran ini. Dengan demikian hanya ada satu kamar yang kotor dan satu kamar juga yang menyalakan AC. Bisa dibayangkan muka Rangga dan Radya menerima keputusan ini. Jam tidur malam memang jadi agak molor karena ini, tapi itu karena mendengarkan Rangga dan Radya berceloteh tentang apa saja. Nice, dan percayalah, kali ini saya yang merasakan Surga.

demikianlah saudara saudara yang saya kasihi, ketika orang lain memilih lari dari kenyataan dengan kabur dari rumah saat ditinggal pembantu mudik, keluarga kami malah menemukan sisi baru. Selamat buat yang berhasil bertahan dirumah selama lebaran…dan buat yang nginep dihotel selama lebaran karena ditinggal mudik pembantu….save us a room, karena Tahun depan gua mau gituuuuuuuuu.